Kalian kenal dengan bintang Sirius? Itu lho, bintang malam yang
pa…ling terang menjelang matahari masih berada di atas ufuk horison bumi.
Hampir semua tempat di bumi dapat melihat bintang ini, kecuali bagi yang
tinggal di wilayah bumi di atas 73,284 derajat Lintang Utara. Ia berada di rasi
Bintang Canis Mayor, dengan sistem bintang kembar. Yang satu bernama bintang
Sirius A dan yang lain bintang Sirius B, dimana keduanya saling mengitari satu
dengan lainnya, Subhanallah… . Sistem bintang ini merupakan sistem bintang
terdekat dengan bumi yang hanya berjarak lebih kurang 8,6 tahun cahaya dan
memiliki garis edar penuh dari kedua bintang tersebut membutuhkan waktu 49,9
tahun membentuk lintasan maya berupa busur panah. Ada apa dengan bintang
ini ya, kok sampai-sampai Al Qur’an berbicara mengenai bintang ini di dua
tempat dalam surat yang sama?
Perlu diketahui nama bintang Sirius ini memiliki banyak nama di
dalam berbagai bahasa, antara lain : Seirios (Yunani, yang berarti yang
menyala-nyala), Canicula (Latin, yang berarti anjing kecil), Mrgavyadha (Sansekerta, artinya pemburu rusa), Langxing (China, uang berarti srigala), Kak
Shisha (Persia, yang
berarti anjing), Tir (Persia, busur panah), Kalbu
Samas (Asysyiria,
anjing matahari), Sihor (Mesir kuno, Bintang Sungai Nil), Hannahbeah (Punisia, penggonggong), Asy
syi’ra (Arab, dari
kosa kata non Arab : sirius, serigala; atau helai rambut; busur panah).
Dalam Qur’an surat An Najm-Gugusan Bintang (53) ayat 49, Allah
berfirman yang artinya, “dan bahwasanya Dialah yang Tuhan (yang memiliki)
bintang syi’ra”. Dan pada ayat ke 9 yang artinya, “maka jadilah dia dekat
dua ujung busur panah atau lebih dekat”. Yang bila dilihat dari dua ayat
tersebut, tercantum pada pada ayat 49 secara khusus, ayat 9 menjelaskan jarak
antara keduanya. Apakah ini kebetulan bila dilihat dengan garis edar penuh
kedua bintang tersebut yang membentuk busur panah imajiner yaitu 49,9 tahun,
atau jarak dengan bumi 8,6 (=9) tahun cahaya? Ada rahasia apa 14 abad lebih Al
Qur’an telah membahas hal ini dan terobservasi melalui perhitungan
relatif ilmiah ternyata ada kesesuaian.
Pernahkah Anda membaca sejarah peradaban kuno suku Maya, Inca,
Mesir, Persia, Arab (termasuk negeri Saba), Jepang, China bahkan hampir
peradaban kuno yang ada berkenaan dengan bintang Sirius? Pasti akan ditemukan
beberapa kesamaan yaitu pada desain piramida atau kuil ibadah yang mereka
buat. Dimana pada piramida atau kuil mereka terdapat dua lorong yang mengarah
dua sisi ke angkasa, yaitu satu lorong ke arah matahari kita dan satu ke arah
bintang Sirius. Dalam peradaban mereka akan kita kenal pula nama dewa-dewa yang
berhubungan dengan dua benda angkasa tersebut yaitu sering disebut dengan dewa
Matahari (Ra, Mesir) dan dewa Anjing (Anubis, Mesir). Mereka memiliki ritual
untuk penyembahan terhadap dua benda angkasa ini yang dianggap tuhan bagi
mereka yang dapat mendatangkan kebaikan atau mencegah kemudharatan.
Maka ketika cahaya Islam datang, mengembalikan pemahaman yang pernah ada
sebagai bentuk klarifikasi kepercayaan yang ada untuk diluruskan kembali kepada
alur yang benar. Islam menjelaskan dalam satu sisi kekeliruan pemahaman
tersebut, dengan mengatakan bahwa “Dialah yang Tuhan (yang memiliki) bintang
syi’ra” artinya Allah lah yang juga merupakan Tuhan sesungguhnya dan juga
pemilik dan sekaligus yang menciptakan bintang syi’ra (sirius), bukan bintang
Sirius atau barangkali penghuninya sebagai sesembahan mereka. Demikian juga dengan
Maha Ilmu nya Allah, diletakkan pula ayat tersebut pada nomor ayat yang
merupakan kode letak dan jarak dari bintang sirius, sebagai bentuk tantangan
bagi manusia modern yang nantinya akan mengetahui hitungan secara ilmiah dan
dengan alat observasi modern. Ini sebagai salah satu mu’jizat dari al Qur’an,
sebagai bentuk kevalidan rahasia Al Qur’an yang akan selalu terbuka hingga pada
jaman modern sekalipun. Wallahu a’lam BishShowwab.Allohu'akbar....
Source : http://abinehisyam.wordpress.com/2012/05/11/fenomena-bintang-sirius/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar