Aku diibaratkan sebagai manusia dan kamu diibaratkan sebagai burung.
Mengapa aku mengibaratkanmu pada sebuah burung? Karena kamu menyukai hal itu.
Jadi ceritanya gini,...
Pada suatu hari,
ada seorang cewek kecil sedang duduk di bangku taman. Ia merasa
kesepian. Karena
hari-harinya hanya dipenuhi oleh kisah hampa yang tidak ada artinya.
Ketika dia
sedang termenung, ada seekor burung yang jatuh di pangkuannya. Padahal
waktu di
atas awan, ia melihat burung tersebut sedang terbang beriringan dengan
seekor
burung yang lain. Tetapi kenapa burung yang jatuh hanya satu? Pikir
cewek itu.
Ternyata, burung tersebut terluka. Lalu cewek tersebut mengambil burung
tersebut dan merawatnya. Ia menutup luka yang ada di tubuh burung itu
dengan perban. Ia melakukannya dengan sayang. Selama beberapa hari,
cewek tersebut bersenang-senang
dengan seekor burung itu. Bahkan sampai berminggu-minggu cewek tersebut
bercerita tentang berbagai pengalamannya. Cewek tersebut juga diajak
bermimpi
untuk terbang. Dan cewek itu merasa sering terbang karena burung itu.
Setelah 2
bulan berlalu, burung pamit untuk pergi. Burung itu berkata,
“Terimakasih atas
semua hal yang kau berikan untukku. Maafkan aku tak bisa bersamamu
selamanya.”
Cewek itu kaget. Dia tidak menyangka akan ditinggal hewan kesayangannya
secepat
itu. Dan cewek itu menangis. Sampai satu bulan setelah kejadian
tersebut, si
cewek masih belum bisa melupakan hal yang membuatnya sakit hati itu. Dan
dia
hanya bisa menangis.
Nyatanya, pelangi
nggak akan permanen. Pelangi hanya datang setelah hujan berlalu tapi sesaat
kemudian pelangi akan pergi. Tidak akan menetap di tempat itu. Dia memang bisa
membuat orang-orang yang melihatnya menjadi tertarik dengannya, tapi dia tidak
akan lama. Dia pasti akan pergi. Entah sekarang atau nanti.