Jumat, 30 Mei 2014

Everything's gonna be okay..

Kamu membuatku terperangkap dalam lubang yang kau buat. Lubang yang dalam dan sulit untuk mencari jalan keluar. Hanya diriku sendiri yang mampu melakukannya. Tapi aku tak bisa. Sungguh aku lelah. Aku terjerat. Tapi nyatanya kamu bukan tangga yang bisa membuatku mencari jalan keluar. Kamu hanya batu, yang tidak bisa membantu apa-apa. Ini bisa berhasil jika aku mengerahkan seluruh usahaku. Sayangnya, aku telah terbius oleh hangat lubang yang menerkamku itu.

Ini kesalahanku, membiarkan semua mengalir begitu saja. Aku bagaikan butiran debu yang hanyut di tengah sungai. Tak bisa melawan arus, hanya dapat pasrah mengikutinya. Kenapa? Kenapa kamu mempersulit posisiku? Memperkeruh air sungai dengan menambahkan beban sebanyak-banyaknya. Aku lelah bertahan, aku ingin lolos, tapi nyatanya, arus sungai membelengguku.

Begitu sakit rasa ini tertahan, sehingga aku tak sanggup menyembunyikan air mata. Semua yang telah terjadi, tak bisa dikembalikan seperti semula. Aku bukan milikmu, kamu milik orang lain. Itu takdir, aku pun harus bisa menerimanya –dengan lapang dada.

Jangan menjauhiku, kita sepasang sahabat. Biarkan sakit ini aku yang menanggungnya sendiri. Jangan pedulikan aku. Karena aku memang tak pantas diperhatikan olehmu. Jangan anggap perbincangan ini nyata, anggap saja hanya angin lewat. Aku nggak mau membebanimu dengan semua tingkah kekanak-kanakanku. Terimakasih atas segalanya. Segalanya yang sempat kau indahkan disampingku. Senyummu, perhatianmu, kata-kata manismu, semuanya. Maafkan aku jika selama ini mengusik keberadaanmu, mengusik hidupmu, mengusik segala tetek bengek jalan kehidupanmu. Maafkan aku.