Sabtu, 12 Mei 2012

PUISI ALAM


"Banjir Lagi.."


Lihatlah kami disini.

Berteman banjir setiap hari.
Berjalan menuju tempat pengungsian.
Mencari tempat perlindungan..

Lihatlah generasi muda bangsa.
Yang berteman banjir kesekolahnya.
Menggenangi beranda dunia.
Tapi mereka tetap meraih cita-cita dunia


Anak-anak SD yang tidak tahu apa-apa.

Akan kerakusan orang di sekitarnya
Membabat hutan dengan sekenanya
Tiada perduli akan kebanjiran ini.
Dari terbit fajar hingga mentari berakhir..

Banjir yang merugikan.
Genangan air yang menyengsarakan.
Namun langkah kaki manusia.
Tetap terperosok di jalan yang sama..
Berfikir kembali dan terdiam.
Aku termangu dalam kelam..

“ALAM DESAKU”



Kulihat sawah membentang
warna hijau bagai permata alam
kucoba telusuri jalan
akankah tetap begitu

Kuingin tetap begini
terlihat apa adanya
kuingin tetap begitu
terlihat kenyataanya

Mentari mulai tenggelam
dan..akupun teteap disini
menikmati alam yang ada
anugerah dari yang kuasa

Oh..alam desaku
...aman dan damai
Oh.... alam desaku
....lestarikanlah


“DI TEPI LAUT”



Diujung musim yang bertiup angin
bagai denguas gurun pasir
cahaya melompat dalam lautan salju
diseretnya langkah dimalam itu
dalam putih waktu
kutawarkan pada-Mu
jenuh semesta ini kupenuhi isi
dihidupmu nasib dunia
bentangkan kedua tangan mu
pohon-pohon kering di tepi laut padang pasir
menyanyi dalam gaib malam
kepada seluruh dunia
yang menelankan dipucuk pantai
kuburlah hidup tanpa kesadaran


“BERITA ALAM”



Halilintar menggelegar, daun-daun berguguran
Langit biru menghilang
Burung terbang tinggalkan sarang
Rintik hujan berjatuhan, payung-payung dikenakan
Pohon tumbang tercabut dari akarnya
Awan hitam semakin mengembang
Kulangkahkan kakiku menuju cakrawala
Gapai harapan mimpi indah
Kupetik senar gitarku nyanyikan lagu tra la la
Merah putih sudah kusam warnanya
Burung garuda entah terbang kemana
Pancasila tak lagi bermakna
Indonesiaku tertutup wajahnya
Badai datanglah hentak kegersangan
Hujan air turunlah sirami kekeringan
Mentari terbitlah ubah kesuraman alam ini
Nergri ini....

“ALAMKU YANG RUSAK”


Bertambah panasnya dunia ini

semakin tak terasa sejuknya angin
semakin tak terdengarnya kicauan alam
semakin hilang jernihnya air sungai

keringat manusia tercecer-cecer

dibumi ini semakin keringnya tanah yang kita pijak
tak ada lagi pohon yang tumbuh

hanya gedung –gedung yang bertahan

Kemana manusia yang merindukan kedamaian dalam hidupnya?
kini hilang, melupakan keheningan dan kesejukan
udara bersih... 
tidakkah manusia merindukan itu semua

Sadarlah manusia serakah, masih banyak pekerjaan
yang tidak harus merusak tempat tinggalmu
bumi ini rumah kita bersama
jaga dan rawatlah rumah kita ini. 

“KICAU BURUNG”

Burung berkicau merdu sekali
Bagai bintang emas yang bernyanyi-nyanyi
Suaranya yang menggetarkan ibaku
Ku…kuu..kuu
Seperti itukah?
Ahh, andai aku bisa menirukannya
Aku akan berteriak sekencang mungkin
Merdunya menyusup lewat
Di sela daun yang berguguran
Bersama hangatnya mentari pagi
Ku..kuu..kuu
Siapakah yang tidak rindu
Akan merdunya kicauan burung itu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar